Gejala dan Pengobatan Alergi Kafein

Kesehatan-Ikidangbang, Jakarta- Bagi kebanyakan orang, secangkir kopi di pagi hari menjadi teman dalam memulai hari. Namun tidak semua tubuh dapat menerimakafeindengan baik. Dalam kejadian yang sangat langka, seseorang dapat mengalami reaksi alergi terhadap kafein, yang berbeda dengan ketidakmampuan biasa terhadap zat tersebut.

Alergikandungan kafein dianggap sebagai bahan berbahaya oleh sistem imun tubuh secara salah. Reaksi ini dapat memicu gejala yang cukup mengganggu, bahkan berisiko mengancam nyawa dalam keadaan parah seperti anafilaksis.

Gejala Alergi Kafein yang Harus Diwaspadai

Dikutip dari NY Center Alergi dan Sinusreaksi alergi terhadap kafein dapat muncul dalam waktu beberapa menit hingga satu jam setelah dikonsumsi.

Beberapa tanda yang sering muncul meliputi:

  • Ruam pada kulit atau biduran (hives).
  • Gatal-gatal seperti eksim.
  • Bengkak di bagian bibir, lidah, atau wajah (angioedema).
  • Sulit bernapas atau mengi.
  • Masalah pencernaan yang meliputi rasa mual, muntah, atau buang air besar secara cair.
  • Jantung berdetak cepat atau berdebar-debar.
  • Sakit kepala.
  • Perasaan cemas yang berlebihan atau gelisah.

Dalam kejadian yang sangat langka, konsumsi kafein dapat memicu anafilaksis, yaitu reaksi alergi parah yang berisiko mengancam nyawa. Gejala anafilaksis meliputi pembengkakan berat di wajah dan saluran pernapasan, kesulitan bernapas, batuk hebat, muntah berlebihan, serta pingsan akibat penurunan tekanan darah yang signifikan. Jika terjadi, segera hubungi layanan kesehatan darurat.

Alergi Berbeda dengan Ketidakmampuan Mengolah Kafein

Penting untuk memahami perbedaan antara alergi dan intoleransi kafein. Intoleransi kafein lebih sering terjadi dan umumnya mengakibatkan gejala ringan, seperti jantung berdebar, sakit kepala, kecemasan, serta kesulitan tidur. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas tubuh terhadap dampak stimulan kafein, bukan reaksi sistem imun.

Di sisi lain, alergi kafein melibatkan sistem kekebalan tubuh dan gejalanya lebih berat. Oleh karena itu, jika Anda merasakan tubuh bereaksi buruk setelah mengonsumsi kopi, teh, cokelat, atau minuman berenergi, sebaiknya jangan langsung menganggapnya sebagai ketidakcocokan biasa. Bisa jadi ini merupakan tanda dari alergi.

Sampai saat ini, penyebab pasti mengapa seseorang mengalami alergi terhadap kafein masih belum diketahui secara jelas. Faktor keturunan dianggap berperan signifikan. Beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa partikel debu dari biji kopi sebelum diproses atau keberadaan jamur pada biji kopi mungkin menjadi pemicu reaksi alergi.

Jika Anda curiga mengalami alergi kafein, langkah terbaik adalah mengunjungi ahli alergi. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui tingkat IgE tertentu terhadap kafein.

Uji kulit juga dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kulit Anda merespons terhadap paparan zat alergen. Selama proses pemeriksaan, disarankan Anda mencatat penggunaan makanan dan minuman serta gejala yang muncul dalam jurnal makanan.

Cara Mengatasi serta Mencegah Alergi Kafein

Dilansir dari Medical News Today, hingga saat ini belum ditemukan pengobatan untuk menyembuhkan alergi kafein. Cara paling efisien adalah dengan menghindari semua sumber kafein seperti:

  • Kopi dan teh.
  • Minuman berenergi.
  • Cokelat serta produk yang bahan dasarnya dari kakao.
  • Suplemen atau obat yang mengandung zat kafein.

Jika Anda secara tidak sengaja memperoleh kafein dan mengalami gejala ringan, obat antihistamin yang bisa dibeli tanpa resep dokter dapat membantu mengurangi rasa gatal dan pembengkakan. Namun, jika terjadi reaksi parah seperti anafilaksis, tindakan darurat dengan suntikan epinefrin (EpiPen) sangat penting dilakukan.

Banyak orang mengalami kesulitan saat berhenti mengonsumsi kafein. Gejala putus kafein seperti sakit kepala, mudah tersinggung, dan kelelahan bisa muncul dalam beberapa hari. Namun, tubuh biasanya akan menyesuaikan diri dalam waktu sepekan.

Sebagai pilihan lain untuk tetap konsentrasi dan segar tanpa mengonsumsi kafein, cobalahtips berikut:

  • Tidur cukup dan berkualitas.
  • Kebiasaan beraktivitas, khususnya di luar bangunan.
  • Perbanyak minum air putih.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi.
  • Jangan terlalu lama memandang layar perangkat elektronik tanpa beristirahat.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال