Dokter: Pencegahan Dengue Butuh Kewaspadaan Ibu, Anak, dan Lansia dengan Penyakit Bawaan

Sehat iKidangbang- Pencegahan demam berdarah dengue (DBD) perlu dimulai dari tingkat keluarga, dengan perempuan, anak-anak, dan lansia menjadi prioritas utama dalam pencegahan. Dokter menekankan, kelompok ini memiliki risiko yang lebih besar, khususnya bagi lansia atau individu dengan kondisi kesehatan tambahan (komorbid), sehingga tindakan pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh.

"Wanita berperan sebagai penghubung informasi dan pemicu tindakan di dalam keluarga maupun masyarakat. Demam berdarah bisa menyerang siapa saja, termasuk orang yang sehat. Namun, tingkat keparahan akan meningkat pada mereka yang mengidap hipertensi, obesitas, gangguan ginjal, diabetes melitus, atau penyakit pernapasan," kata Dr. dr. Sukamto, SpPD, K-AI, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, Selasa (12/8).

Ia menegaskan, pencegahan dapat dilakukan dengan kebiasaan menjaga lingkungan menggunakan 3M Plus, penggunaan alat pelindung diri, serta vaksinasi dengue yang disarankan oleh asosiasi medis bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Menurut dr. Sukamto, memberikan perempuan akses pendidikan kesehatan berarti memperkuat perlindungan seluruh anggota keluarga.

"Perlindungan terhadap demam berdarah merupakan tanggung jawab bersama. Ketika semua orang terlibat, kita tidak hanya menjaga keluarga, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Kemungkinan terkena DBd juga besar pada anak-anak, khususnya yang berusia 5–14 tahun, yang berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan merupakan kelompok dengan tingkat kematian tertinggi akibat demam berdarah dalam tujuh tahun terakhir.

"Dengue terdiri dari tiga tahap: demam tinggi, tahap kritis saat demam menurun, dan tahap pemulihan. Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, hingga ruam pada kulit. Infeksi kedua justru dapat menyebabkan gejala yang lebih parah," ujar dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, Spesialis Anak Konsultan.

Ia menekankan bahwa hingga saat ini belum ada obat khusus untuk demam berdarah, sehingga pencegahan melalui vaksinasi menjadi tindakan yang sangat penting.

Kepala Eksekutif PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menegaskan tekad perusahaannya untuk mendukung langkah-langkah pencegahan demam berdarah.

"Kami yakin perempuan merupakan inti dari keluarga dan komunitas yang sehat. Dengan pendidikan dan tindakan nyata, kita mampu mencapai tujuan bersama: Nol Kematian akibat Dengue pada tahun 2030," katanya.

Kegiatan edukasi ini diselenggarakan sebagai bagian dari 13th Annual Women’s Health Expo & Bazaar 2025 dengan tema Tetaplah Sehat Perempuan Indonesia.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال