
Tamara Geraldine bersama dua teman dekatnya, Betty Lauw dan Vitta Dessy baru saja meluncurkan Cana Wellness, sebuah studio wellness yang menggabungkan pendekatan spiritual, emosional, dan fisik.
Dimulai dari sebuah rumah pribadi yang berfungsi sebagai tempat pemulihan jiwa, kini bangunan yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan telah berubah menjadi sebuah studio yang menjadi ruang nyaman bagi siapa saja yang ingin pulih dari trauma.
"Perayaan satu dasawarsa rumah di Canadyanti yang awalnya sebagai tempat pemulihan jiwa, seiring berjalannya waktu berkembang menjadi tempat pemulihan rohani, termasuk dalam hal ibadah dan kegiatan yayasan," kata Tamara dalam peresmian Grand Opening Cana Wellness di Jakarta.
Ajakan untuk Pulih Bersama
Menurut Tamara, awalnya rumah itu hanya sebagai tempat pribadi. Namun, ia tidak pernah menyangka bahwa Tuhan mengirimkan orang-orang yang ingin singgah dan mengalami penyembuhan di sana.
"Mereka datang dan kemudian pulih. Oleh karena itu, saya serahkan rumah ini kepada Tuhan sebagai tempat singgah," katanya.
Dari sana muncul sebuah filosofi bernama 'Aku yang singgah, mereka yang pulih' yang menjadi tagline Cana Wellness. Filosofi ini menunjukkan bahwa Cana Wellness berkomitmen untuk menjadikan tempat ini sebagai ruang pelayanan dan pemulihan.
"Orang yang hari ini mengalami penyembuhan jiwa, maka tubuhnya juga perlu diperbaiki," ujar Tamara yang menempuh pendidikan konseling di Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3).
"Dengan disiplin ilmu yang berfokus pada psikologi, saya akhirnya menyadari bahwa di sana memang terdapat hubungan antara jiwa, tubuh, serta rohani," katanya lanjut.
Kolaborasi bersama sahabat
Tamara berada bersama dua teman dekatnya yang kini menjadi rekan pendiri Cana Wellness, yaitu Betty Lauw dan Vitta Dessy.
Mereka memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, namun justru saling melengkapi dalam merancang visi besar untuk pemulihan menyeluruh.
"Mereka (Betty dan Vitta) juga termotivasi untuk mencapai hal yang sama meskipun memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda," kata Tamara.
Kolaborasi ini menciptakan pendekatan yang khas, yaitu penggabungan terapi somatik, bioenergi, dan konseling yang berlandaskan spiritualitas.
"Rumah ini akhirnya benar-benar menjadi tempat penuh makna untuk kebutuhan spiritual, konsultasi bagi jiwa-jiwa yang sedang luka, serta pemulihan fisik," katanya.
Salah satu prinsip utama yang dianut oleh Cana Wellness adalah bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk menyimpan ingatan, termasuk trauma, tekanan, dan luka emosional.
Meskipun secara psikologis seseorang telah merasa melupakan perasaan tersebut, tubuhnya masih menyimpan bekas luka dari pengalaman itu.
"Jadi orang tua perlu diketahui. Terkadang kita sudah selesai, tidak lagi memikirkan sesuatu, sudah melupakan, tapi mengapa masih sulit tidur?" lanjut Tamara.

Cana Wellness tidak hanya mengandalkan satu metode saja. Apabila diperlukan, klien akan dialihkan ke psikolog klinis yang kompeten.
"Tapi kita perlu tahu sendiri apakah saya sedang mengalami gangguan pikiran atau sebenarnya saya masih dalam kondisi normal, tapi hanya butuh seseorang untuk berbicara (konseling)," katanya.
Untuk Tamara, Cana Wellness bukan sekadar tempat bekerja, melainkan perpanjangan dari proses pemulihan dirinya sendiri.
"Cana Wellness menyediakan berbagai layanan yang dibuat untuk membantu pemulihan tubuh, jiwa, dan roh secara menyeluruh, antara lain Konsultasi Kesehatan Mental, Signature Flow, LINKD Method, Terapi Energi Biologis, Penyeimbang Metabolisme, serta Cana Deep Reset," ujarnya.
Di akhir wawancara, Tamara menyampaikan bahwa sebagai seseorang yang pernah mengalami luka, kesedihan batin, dan tantangan spiritual, ia memahami betapa sulitnya menghadapi semua hal tersebut secara sendirian.
Dulu saya lalui semuanya sendirian, jujur sangat berat. Padahal, kesembuhan dan pemulihan datang secara perlahan. Urusanmu? Bertahan. Selama 10 tahun perjalanan Rumah Cana sebagai tempat pemulihan adalah upaya saya untuk berkorban menjadi teman yang selalu ada bagi jiwa-jiwa yang Tuhan dekatkan, yang mungkin tidak cukup kuat untuk dihadapkan sendirian," tutup Tamara.