
Liputan Jurnalis Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
Sehat iKidangbang, SURABAYA- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mulai menerapkan Kampung Pancasila di Surabaya, Senin (11/8/2025). Dengan melibatkan berbagai pihak terkait, kebijakan ini diharapkan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dari tingkat bawah.
Program Kampung Pancasila bertujuan untuk menggambarkan serta meneliti berbagai solusi permasalahan di 1.360 RW. Mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi, ketertiban, dan berbagai sektor lainnya.
Di bawah pengawasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat 4 satuan tugas (satgas) di setiap Kampung Pancasila: lingkungan, kemasyarakatan, ekonomi, serta sosial budaya. Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan bergerak sesuai dengan tanggung jawab dan fungsinya masing-masing.
Peluncuran Kampung Pancasila diadakan dengan melakukan doa bersama. Wali Kota Eri secara langsung memimpin jalannya acara di Balai Kota tersebut.
"Bismillahirrahmanirrahim, kita bekerja dengan hati dan niat yang tulus untuk lebih banyak mendengarkan harapan serta keluhan masyarakat. Kita tingkatkan kerja sama dalam menyelesaikan masalah rakyat melalui Kampung Pancasila," ujar Wali Kota Eri dalam arahannya.
Wali Kota Eri mengajak setiap dinas untuk bekerja sama. Bukan hanya organisasi perangkat daerah (OPD) tertentu, tetapi seluruh dinas dan OPD harus saling mendukung.
"Di setiap RW nanti akan ada ASN yang menjadi pengampu dengan jumlah disesuaikan sesuai jumlah penduduk masing-masing. Bisa saja 1 ASN mengampu 1 RW, atau bisa lebih," ujar Cak Eri.
Menurutnya, inti dari keberhasilan program ini adalah partisipasi masyarakat dalam mendukung inisiatif tersebut. Oleh karena itu, Wali Kota Eri meminta para Aparatur Sipil Negara untuk bekerja sama dengan komunitas pemuda, Kader Surabaya Hebat, kelompok-kelompok lainnya, serta berbagai elemen masyarakat.
"Semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin baik pelaksanaan program ini. Oleh karena itu, bagaimana berbagai potensi di bawah ini dapat dilibatkan," katanya.
Secara berkala, pihak terkait akan melakukan penilaian. Mulai dari data kemiskinan, angka kesehatan, tingkat pengangguran, hingga potensi tindak kejahatan.
"Pancasila ini tidak boleh hanya diucapkan saja, tetapi harus dilaksanakan. Dari kampung Pancasila ini, bagaimana munculnya rasa cinta terhadap bangsa, bagaimana saling membantu sesama yang miskin, hingga bagaimana menolong anak yang mengalami stunting. Semua hal tersebut akan dibahas di sana," ujar Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga (Unair) ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengungkapkan telah mendistribusikan 15 kelompok untuk kegiatan sosialisasi. Setiap tim sosialisasi melakukan koordinasi dengan pegawai negeri sipil pendamping.
Bekerja sama dengan Ketua RW yang akan bertindak sebagai Ketua Satgas Kampung Pancasila, setiap satgas akan menjalankan tugas sesuai dengan wewenangnya.
"Di bawahnya, terdapat 4 tim kerja. Ketua RW dan Ketua RT serta Kader Surabaya Hebat (KSH) melakukan penilaian awal atau self assessment," ujar Irvan.
Beberapa aspek akan menjadi perhatian utama. Sebagai contoh sederhana, apakah ada kesiapan sistem keamanan lingkungan, penerapan jam malam bagi anak-anak, serta penerapan pengelolaan sampah.
Hasil dari penilaian diri tersebut akan diawasi oleh ASN Pendamping. Seorang ASN dapat mendampingi satu hingga beberapa RT dalam satu RW. ASN pendamping ini kelak juga akan diberikan pelatihan," katanya.
Hasil dari penilaian diri, Satgas akan melanjutkannya dengan dua cara. Pendekatan pertama melalui program intervensi yang dilakukan oleh Pemkot dan pendekatan kedua diselesaikan dengan memanfaatkan kerja sama masyarakat.
" Pendekatan ini dapat dilakukan melalui kerja sama antar masyarakat. Artinya, masalah tersebut dapat diselesaikan oleh masyarakat sendiri. Nantinya, hal ini akan dijalankan oleh ASN Pendamping," ujar Irvan.